LAPORAN KUNJUNGAN
PENGALIHAN
SEMENTARA JALAN REL
MANGGARAI -
BOGOR

Disusun oleh:
Abdul Gopur
Dany Rhamadhan
Dwiyan Andani Putriansyah
Nur Vela mega Rhakhim
|
Kelas KA 1.2
SEKOLAH
TINGGI TRANSPORTASI DARAT
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT karena berkat izin dan hidayah dari-NYA kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan kunjungan ini. Laporan dengan judul laporan
kunjungan ke Lintas Manggarai-Bogor ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah TEKNIK JALAN KERETA API.
Penyusunan laporan yang berkaitan
dengan perpindahan jalan rel manggarai menuju bogor ini disusun berdasarkan
materi-materi pengajaran yang kami dapatkan dan prakteknya di lapangan. Setelah
itu melakukan pengkajian terhadap materi tersebut agar dapat disusun menjadi
laporan yang mudah di pahami.
Seperti dapat kita ketahui bahwa
ilmu pengetahuan yang akan didapatkan dari teori akan sangat kurang terutama
pemanfaatnya di lapangan oleh karena itu sangat perlu adanya kegiatan kunjungan
ke lapangan secara langsung guna untuk menambah ilmu pengetahuan yang telah
diperoleh dan memahami cara penempatan ilmu tersebut di lapangan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa
laporan yang kami buat ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan masukan berupa saran atau kritik dari semua pihak untuk perbaikan
di waktu yang akan datang.
Akhir kata penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca umumnya dan penulis.
Bekasi, 24 Mei 2017
PENYUSUN
DAFTAR ISI
COVER
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR
ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang............................................................................................................ 1
1.2. Maksud
dan tujuan....................................................................................................... 2
1.3. Pelaksanaan kunjungan................................................................................................. 7
1.5. Metode
pungumpulan data........................................................................................... 7
1.6 . Sistematika penulisan .................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pelaksanaan
di lapangan............................................................................................... 8
2.2 Tahap
pekerjaan............................................................................................................ 8
2.3Proses
pemindahan LAA (Listrik Aliran Atas).............................................................. 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................................... 11
3.2 Saran............................................................................................................................. 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang.
Latar
belakang diadakannya kunjungan ini adalah sebagai berikut:
Saat ini taruna/i tingkat I Jurusan Diploma III Perkeretaapian sedang
mempelajari mata kuliah Teknik Jalan KA. Untuk
mendukung teori-teori yang didapat pada materi perkuliahan maka dilakukan
kunjungan agar taruna/i dapat memahami mata kuliah tersebut secara mendalam. Di
jalur rel KA Manggarai menuju Bogor taruna/i mempelajari mengenai Pemindahan rel sementara, dimulai dari pengeluaran balas dari daerah rel,
kemudian pemotongan rel, penggeseran rel, penyambungan rel,
pengisian balas di area rel dan terakhir pemadatan balas. Pemindahan rel di jalur rel Manggarai–Bogor di karenakan akan di bangunya pilar-pilar penyangga jembatan jalur rel KA
menujukeStasiun Manggarai. Pada laporan ini
penulis membahas Pemindahan Jalan
Rel Manggarai Menuju Bogor.
B. Maksud
dan Tujuan.
Kunjungan ini dimaksudkan untuk mengetahui dan
memahami mengenai bagaimana cara memindahkan jalan rel dengan tahap
– tahapan baik dan benar.
Adapun tujuan dari kunjungan ini ialah :
1.
Melihat
secara langsung bagaimana tahapan-tahapan
pemindahan rel.
2.
Memahami
bagaimana cara
pengeluaran / pembongkaran balas dari area rel.
3.
Memahami
cara penyambungan
rel dengan pemasangan baut dan mur yang berada di sambungan rel.
4.
Meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman para taruna/i
secara langsung dilapangan dalam mengenai Teknik Jalan KA.
C.
Pelaksanaan Kunjungan.
Kunjungan
dilaksanakan pada:
Hari : Senin, 15 Mei 2016 – Selasa, 16 Mei 2016
Jam : 11.00
s/d selesai
Tempat : Jalur Rel KA Manggarai - Bogor
D.
Metode Pengumpulan Data.
Metode dalam
pengumpulan data untuk penyusunan laporan ini adalah dengan cara melihat secara
langsung (observasi) proses pemindahan rel KA Manggarai - Bogor.
E.
Sistematika Penulisan.
1. BAB I PENDAHULUAN : Latar belakang, maksud dan tujuan, metode penyelesaian
2. BAB II ISI : Pemindahan Jalan Rel KA Manggarai - Bogor
3. BAB III PENUTUP : Kesimpulan, saran
dan permasalahan serta solusinya
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pelaksanaan
di lapangan
Stasiun Manggarai (kode: MRI,
+13 m) adalah stasiun kereta api terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
Indonesia yang terletak di Manggarai, Tebet Jakarta Selatan. Stasiun ini
memiliki jalur hampir sebanyak stasiun Jakarta Kota. Stasiun ini kebanyakan
hanya melayani kereta komuter tujuan Bogor, Depok, Jatinegara, Jakarta Kota,
dan Bekasi. Letak stasiun berada di persimpangan tujuh: ke Jatinegara, Jakarta
Kota, Tanah Abang, Bogor, dipo KRL Bukit Duri, Pengawas Urusan Kereta, serta
Balai Yasa Manggarai. Stasiun Manggarai mempunyai 10 jalur kereta api. Di
stasiun ini saat ini sedang dibangun underpass seperti di Stasiun Pasar Senen,
supaya memudahkan untuk mencapai peron dan tak ketinggalan kereta api. Tidak
ada kereta api jarak jauh berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi
persilangan atau penyusulan kereta api.
Stasiun
Manggarai Jakarta Selatan akan dijadikan stasiun transit terbesar bagi kereta
rel listrik (KRL) di Ibukota Jakarta. Stasiun Manggarai akan dilalui KRL lintas
Jakarta-Bekasi-Cikarang dan Jakarta Kota-Bogor. Sementara, untuk lintas barat
Jakarta-Tangerang dan Jakarta-Serpong-Maja akan transit di Stasiun Tanah Abang,
Jakarta Pusat
Dalam kunjungan tersebut,Taruna/i berkesempatan melihat cara secara langsung (observasi) proses
penggeseran track (rel) arah manggarai – bogor. Tahap pelaksanaan penggeseran
track arah bogor meliputi :
1. PEKERJAAN STRIPPING
2. PEKERJAAN ROADBED (TIMBUNAN)
3. TRACK
Tahap 1
·
Manggarai
‐ Bukit Duri
·
Sub
Ballast 5 Hari
·
Ballast
5 Hari
·
Pemasangan
Track 3 Hari
·
Pekerjaan
relokasi persinyalan
·
Pekerjaan
LAA
·
Pengajuan
ijin dan pemeriksaan bersama
·
Switch
Over (Track, Sinyal & LAA)
·
Pembongkaran
Track Ex Bud
Tahap 2
·
BOO
‐ MRI (Jalur Hilir)
·
Sub
Ballast 3 Hari
·
Ballast
3 Hari
·
Pemasangan
Track 2 Hari
·
Pekerjaan
relokasi persinyalan 11 Hari
·
Pekerjaan
LAA 11 Hari
·
Pengajuan
ijin dan pemeriksaan bersama 5 Hari
·
Switch
Over (Track, Sinyal & LAA) 4 Jam
·
Pembongkaran
Track Ex jalur hilir 1 Hari
Tahap 3
·
MRI ‐ BOO (Jalur
Hulu)
·
Sub Ballast
·
Ballast
·
Pemasangan Track
·
Pekerjaan
relokasi persinyalan
·
Pekerjaan LAA
·
Pengajuan ijin
dan pemeriksaan bersama
·
Switch Over
(Track, Sinyal & LAA)
·
Pembongkaran
Track Ex jalur hulu
B.
Tahap Pekerjaan
1. Stacking Out Dilapangan
Stacking
out dilakukan agar pekerjaan yang akan dilaksanakan sudah sesuai dengan survey
yang telah dilaksanakan dan sesuai dengan shop drawing yang sudah dibuat dan
disetujui. Dalam hal ini surveyor dibantu asisten surveyor melaksanakan
stacking out dengan diawasi oleh train watcher.
1. Pendataan alat berat
2. Alat berat yang digunakan terdiri dari :
a. 1 unit excavator PC 200
b. 1 unit vibro roller
c. Dump truck
3. Pembersihan lahan
Pembersihan lahan
dilaksanakan untuk mengupas humus dan material buangan (sampah) lain yang
terdapat disekitar area yang akan ditimbun. Pembersihan lahan menggunakan alat
berat excavator yang sebelumnya telah dilakukan test pit untuk memastikan ada
tiadanya utilitas baik kabel maupun utilitas lain nya. Test pit dilaksanakan
dibeberapa daerah yang sudah ditentukan.
4. Pekerjaan galian
Pekerjaan ini
meliputi pekerjaan penggalian sesuai gambar kerja, hauling material dari lokasi
galian menuju lokasi pembuangan (disposal area) yang disetujui konsultan.
Pekerjaan ini untuk galian dibawah struktur tubuh jalan KA dan pekerjaan –
pekerjaan terkait yang mendukung pekerjaan galian ini.
5. Pemadatan dan penghamparan material timbunan
Material yang
digunakan untuk timbunan di jalur temporary bogor line adalah borrow material
sesuai dengan spesifikasi teknis.
6. Pemadatan material timbunan
Pekerjaan
pemadatan dilaksanakan menggunakan alat berat vibro roller yang dilakukan
secara kontinu dan bertahap untuk setiap layernya. Pelaksaan pemadatan
dilaksanakan hingga timbunan mencapai elevasi yang sudah ditentukan
C.
Proses Pengerjaan
1.
Penggeseran jalan rel

Proses penggeseran track ini dilakukan oleh
sekitar 40 pekerja dari berbagai perusahaan kontraktor. Yang unik dari
penggeseran ini adalah para pekerja yang menggunakan yel-yel untuk saling
memberi semangat pada pekerja yang lain agar dapat memindahkan track yang
begitu berat. Track dapat berpindah sedikit demi sedikit dengan bantuan linggis
besar yang digunakan para pekerja.
2.
Pemindahan
balas

Pemindahan ballas juga dilakukan para pekerja
untuk diletakkan di tempat yang akan dipasang track. Pemindahan ballas
dilakukan oleh sekitar 4 orang dengan bantuan 2 kayu sepanjang kuranglebih 120
cm yang mempunyai cantolan besi untuk mengangkat bantalan, 1 kayu nya diangkat
oleh 2 orang .
3.
Pemasangan
plat sambung

Pemasangan
plat sambung dilakukan setelah proses pemindahan dilakukan. Yang mempertemukan
antara kedua ujung rel. lalu plat sambung dipasang kemudian di beri baut pada
lubang-lubang yang tersedia. Pemasangan baut/penambat menggunakan kunci inggris
/ kunci khusus untuk memasang penambat. Memasang penambat tidak menggunakan palu,
karena palu akan merusak penambat dan mungkin jika ingin melepas penambat tidak
akan bisa karena penambat rusak akibat pukulan palu. Dan penyambungan rel ini
tidak menggunakan las karena akan mempersulit pemindahan rel nantinya, karena
pemindahan ini hanya sementara sampai proyek pemasangan tiang pancang selesai.
Setelah pemasangan plat sambung, rel sambil disawang/dilihat kelurusan nya dan
ketinggian dari kedua ujung rel.
4.
Pemadatan
balas dengan menggunakan HTT

Pemadatan
ballas menggunakan hand tie tamper atau HTT. Pemadatan dilakukan oleh beberapa
orang , ada orang yang menggali ballas dengan garpu ballas, ada yang menutup
galian ballas dan ada yang memadatkan ballas dengan HTT. Pemadatan ballas
dilakukan untuk memadatkan ballas yang baru ditimbun di track/rel kereta.
Ballas harus benar-benar padat sebelum digunakan untuk track kereta api.
5.
Pemotongan
jalur rel

Pemotongan rel dilakukan oleh pekerja
menggunakan gergaji rel. pemotongan ini berguna untuk memudahkan
pemindahan/penggeseran track.
6.
Pemindahan
ballas dari karung ke badan jalur rel

Pemindahan balas dilakukan oleh para pekerja
setelah penggerseran track telah dilakukan dan track telah disambung.
Sebelumnya balas diwadahkan pada karung untuk memudahkan pemindahan. Balas2
tersebut sebelumnya sudah disiapkan didekat proyek pada sore harinya untuk
memudahkan pekerja memindahkan ballas2 tersebut pada track.
7.
Pengelasan
elektroda

8.
Pemasangan
E-Clip

D.
Proses perpindahan LAA

Listrik aliran atas atau yang sering disebut LAA
adalah suatu system yang terdiri dari Gardu Listrik dan jaringan listrik aliran
atas yang berfungsi untuk menyalurkan daya listrik dari sumber ke beban dalam
hal ini adalah kereta rel listrik (KRL)
Power
plant adalah bagian yang menghasilkan sumber energy listrik. Tenaga listrik
ini akan disalurkan melalui transmisi yaitu
power distribution line. Dalam penyaluran ini ada dua proses perubahan
tenaga yaitu pada line distribution line
tegangan akan dinaikan menggunakan trafo step up menjadi (150 Kv,500 Kv),
setelah ditransmisikan dan mendekati beban tegangan diturunkan dengan trafo
step down menjadi (20 kV). Tegangan incoming pada DC substation adalah 20 kV
dan akan dikonversi menjadi tegangan DC 1500. Tegangan ini yang digunakan untuk
suplay ke KRL.
Gardu Listrik Aliran Atas
Gardu listrik adalah sebuah gardu
listrik yang dipakai untuk mensuplay daya kejaringan catenary sebagai supply ke
KRL. Supply utama gardu listrik ini berasal dari PLN sebagai salah satu perusahaan
penyedia tenaga listrik di Indonesia. Tegangan yang disalurkan dari PLN adalah
20 Kv AC kemudian akan dirubah menjadi tegangan 1500 DC pada keluaraa gardu
listrik tersebut untuk dikonsumsi oleh KRL.
Peralatan Gardu Listrik
Gardu memiliki
beberapa peralatn –peralatan utama yang memiliki fungsi utama. Bagian – bagian
peralatan utama yang ada di dalam gardu adalah sebagai berikut :
a)
Tranformator Daya
Tranformator daya adalah alat yang digunakan sebagai penurun atau penaik
tegangan. Trafo yang digunakan pada gardu ini adalah trafo penurun tegangan 3
phasa dari tegangan 20 kV menjadi 1245 atau 1200 Vdc.
b)
HSCB
HSCB ( high speed circuit driver )
adalah alat pemutus dan penghubung berkecepatan tinggi yang beroperasi pada
tegangan DC 1500 VDC yang berfungsi sebagai pengaman terhadap arus lebih. HSCB
ini merupakan bagian dari komponen rangkai utama untuk menyalurkan beban
listrik ke jaringan catenary system. Pada lintas Jakarta – bogor sebagai besar
system elektrikasi yang dipasang adalah system jepang.
c)
LBD ( Linked Breaking Device )
Adalah peralatan proteksi yang terhubung dengan peralatan protrksi yang
sama digardu LAA yang berdekatan dan berfungsi untuk memutuskan peralatan
penyulang DC pasangannya. Alat ini member sinyal untuk menggerakan circuit
breaker kecepatan tinggi apabila terjadi gangguan pada feeder yang terjadi
antara dua jalur substation untuk jarigan listrik kereta api.
Jaringan Catenary
Jaringan catenary adalah suaru transmisi atau jaringan lstrik yang
berfungsi menyalurkan tenaga listrik
dari gardu listrik ke traksi atau KRL
Komponen jaringan listrik alira atas dapat
diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :
Ø System penyulangan
(feeder system),terdiri dari :
a)
Kawat penyulang (feeder wire)
b)
Cabang penyulang (feeding branch)
Ø Kawat kontak aliran
atas ( overhead contact wire ) terdiri
dari :
a)
Kawat kontak adalah kawat tembaga yang digantung dengan ketinggian
tertentu diatas permukaan rel dan berguna untuk mengalirkan daya listrik ke
KRL. Jenis material kawat troli adalah tembaga campuran dengan luas penumpang
107 mm2 buatan jepang dan 110 mm2 buatan prancis.
Ø Kelengkapan pendukung
(supporting Facility )
a)
Kawat messenger adalah kawat baj pilihan yang di valganis berfungsi
untuk menggantung kawat troli melalui kawat penggantung atau hanger..
b)
Pelengkapan pengokoh
c)
Pull off arm
d)
Tensioning device
e)
Kelengkapan pemisah
f)
Tiang beton
g)
Beam, cross arm, insulator
h)
Pemikul
Ø Kelengkapan pengaman (
protection facility )
a)
Kawat pengetanahan aliran atas
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari evaluasi komponen
jalan rel berdasarkan daya angkut lintas yang di laksanakan pada jalan rel lintas
Manggarai – Bogor. Stasiun Manggarai
mempunyai 10 jalur kereta api. Di stasiun ini
saat ini sedang dibangun underpass seperti di Stasiun Pasar Senen, supaya
memudahkan untuk mencapai peron dan tak ketinggalan kereta api. Tidak ada
kereta api jarak jauh berhenti di stasiun ini, kecuali jika terjadi persilangan
atau penyusulan kereta api.Selainitu, stasiun
manggarai jakarta selatan akan dijadikan stasiun transit terbesar bagi kereta
rel listrik (KRL) di Ibukota Jakarta. Stasiun Manggarai akan dilalui KRL lintas
Jakarta-Bekasi-Cikarang dan Jakarta Kota-Bogor.
Tiperel,
bantalan, dan alat penambat yang terpasang pada jalan rel lintas manggarai –
bogor tipe rel R 54 di gunakan secara keseluruhan pada jalan rel. Bantalan yang
di pasang sepanjang jalan rel lintas manggrai – bogor merupakan bantalan beton.
Secara keseluruhan tegangan bantalan beton tidak ada yang melebihi batas ultimit
dari beton K-500. Nilai gaya jepit dari masing-masing alat penambat masih memenuhi
standar gaya jepit menurut Peraturan Menteri No. 60 Tahun 2012.
SARAN
Evaluasi
komponen jalan rel berdasarkan angkut lintas (passing tonnage) secara umum membutuhkan
data kereta api yang melintas setiap harinya serta spesifikasi rel, bantalan,
dan alat penambat yang detail. Namun pada kenyataannya, data yang di dapat dari
pihak terkait belum bisa di jadikan acuan sepenuhnya oleh penulis dalam melakukan
evaluasi dikarenakan data yang di dapat masih belum memadai sehingga penulis perlu
melakukan riset melalui sumber lain.